BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Semakin banyaknya Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang berdiri, menyebabkan semakin ketatnya persaingan antar KAP
tersebut. Persaingan yang ketat di zaman sekarang ini membuat Kantor Akuntan
Publik harus dapat mempertahankan mutu jasa audit agar dapat mempertahankan
eksistensi atau kelangsungan usahanya. Jika mutu jasa audit dalam suatu KAP
tidak diakui lagi, maka tidak mungkin KAP tersebut tidak akan terpakai lagi dan
akhirnya tidak dapat mempertahankan kelangsungan usahanya
Kelangsungan usaha Kantor Akuntan
Publik ditentukan oleh mutu jasa yang diberikan oleh auditor yang dalam hal ini
adalah laporan audit. Untuk menghasilkan mutu jasa audit yang berkualitas,
auditor harus berpedoman pada Standar Auditing dan Kode Etik Profesi.. Adanya
harapan yang besar baik dari manajemen maupun pemakai laporan keuangan yang
menuntut akuntan publik untuk meningkatkan dan mengendalikan mutu audit yang
dilakukan. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa
yang diberikan akuntan publik akhirnya mengharuskan akuntan publik
memperhatikan kualitas audit yang dilakukannya. Dalam kasus Raden Motor pada tahun 2009,
seorang akuntan publik yang membuat laporan keuangan perusahaan Raden Motor
untuk mendapatkan pinjaman modal senilai Rp 52 miliar dari dari BRI Cabang
Jambi pada tahun 2009, diduga terlibat kasus korupsi dalam kredit macet. Hal
ini terungkap setelah pihak Kejati Jambi mengungkap kasus dugaan korupsi tersebut.
Fitri Susanti, kuasa hukum tersangka Effendi Syam, pegawai BRI yang terlibat
kasus itu, Selasa (18/5/2010) mengatakan, setelah kliennya diperiksa dan
dikonfrontir keterangannya dengan para saksi, terungkap ada dugaan kuat
keterlibatan dari Biasa Sitepu sebagai akuntan publik dalam kasus ini. Hasil
pemeriksaan dan konfrontir keterangan tersangka dengan saksi Biasa Sitepu
terungkap dalam laporan keuangan perusahaan Raden Motor dalam mengajukan
pinjaman ke BRI. Sedangkan jika kita lihat skandal di luar negeri, Raju, mantan
pemimpin Satyam, awal tahun lalu mengakui perbuatannya, telah memalsukan
keuntungan perusahaan. Dalam surat pengakuan, ia mengatakan telah
membesar-besarkan laba perusahaan selama bertahun-tahun dan meningkatkan
neracanya hingga Iebih dari US$ 1 miliar. Satyam merupakan perusahaan teknologi
informasi outsourcing terbesar keempat di India. Kliennya terdiri atas Nestle,
General Electric, dan General Motors. Akibat kasus ini, perusahaan kemudian
diambil alih oleh Tech Mahindra dengan nilai US$ 600 juta untuk kepemilikan
mayoritas. Atas pengakuan itu, ia menghadapi dakwaan konspirasi, kecurangan,
hingga pemalsuan. Ia kemudian menarik kembali pengakuannya. Namun polisi
menetapkan surat itu merupakan pengakuan penipuan yang sifatnya sukarela.
Pengadilan di India mulai mengadili pendiri perusahaan teknologi informasi
Satyam, B. Ramalinga Raju, yang dituduh melakukan penipuan terbesar dalam
sejarah korporasi negara itu. Modus kasus ini mirip skandal rekayasa laporan
keuangan Enron, perusahaan raksasa listrik dan gas asal Texas, Amerika Serikat.
Dalam konteks skandal keuangan di atas,
memunculkan pertanyaan apakah trik-trik rekayasa tersebut mampu terdeteksi oleh
akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan tersebut atau sebenarnya telah
terdeteksi namun auditor justru ikut mengamankan praktik kejahatan tersebut.
Tentu saja jika yang terjadi adalah auditor tidak mampu mendeteksi trik
rekayasa laporan keuangan, maka yang menjadi inti permasalahannya adalah
kompetensi atau keahlian auditor tersebut. Namun jika yang terjadi justru
akuntan publik ikut mengamankan praktik rekayasa tersebut, maka inti
permasalahannya adalah independensi auditor tersebut. Terkait dengan konteks
inilah, muncul pertanyaan seberapa tinggi tingkat kompetensi dan independensi
auditor saat ini dan apakah kompetensi dan independensi auditor tersebut
berpengaruh terhadap mutu jasa audit yang dihasilkan oleh akuntan publik.
Mutu jasa audit ditentukan oleh dua hal
yaitu kompetensi dan independensi (Christiawan: 2002), sedangkan kualitas
pemeriksaan ditentukan oleh persepsi masyarakat atas independensi pemeriksa
dalam melaksanakan pemeriksaan. Kompetensi dan independensi merupakan bagian
dari standar auditing dan termasuk juga di dalam etika profesional. Kompetensi
berkaitan dengan kemampuan, keahlian dan pengalaman dari auditor (Christiawan:
2002). Dalam melaksanakan audit, akuntan publik harus bertindak sebagai seorang
yang ahli dalam bidang akuntansi dan auditing. Pencapaian keahlian sebagai
auditor, seseorang harus telah memperoleh pendidikan formal, pelatihan teknis
yang kemudian diperluas melalui pengalaman dalam praktik audit menurut Munawir (dalam wiramurti,2010:32).
Mengingat kompleksitas pekerjaan audit menuntut
tanggung jawab yang besar, maka penting bagi auditor yang bekerja di suatu
Kantor Akuntan Publik untuk memiliki kompetensi dan independensi yang tinggi.
Berdasarkan uraian latar belakang
tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul KELANGSUNGAN
USAHA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP)
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah
terdapat pengaruh antara Pengalaman Auditor terhadap Kelangsungan Usaha Kantor
Akuntan Publik (KAP) di Pekanbaru
2. Apakah
terdapat pengaruh antara Kompetensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha Kantor
Akuntan Publik (KAP) di Pekanbaru
3. Apakah
terdapat pengaruh antara Independensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha
Kantor Akuntan Publik (KAP) di Pekanbaru
4. Apakah
terdapat pengaruh antara Pengalaman, Kompetensi dan Independensi Auditor
terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Pekanbaru
1.3. Tujuan dan
Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Untuk
mengetahui pengaruh antara Pengalaman Auditor terhadap Kelangsungan Usaha
Kantor Akuntan Publik (KAP) di Pekanbaru
2. Untuk
mengetahui pengaruh antara Kompetensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha
Kantor Akuntan Publik (KAP) di Pekanbaru
3. Untuk
mengetahui pengaruh antara Independensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha
Kantor Akuntan Publik (KAP) di Pekanbaru
4. Untuk
mengetahui pengaruh antara Pengalaman, Kompetensi dan Independensi Auditor
terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Pekanbaru.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Bagi
penulis, dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
penulis tentang auditing ke dalam kondisi yang nyata.
b. Bagi Kantor Akuntan Publik, hasil dari
penelitian ini dapat digunakan sebagai saran yang dapat dijadikan sebagai
pertimbangan dalam praktik Akuntan Publik.
c. Hasil
dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam
pengembangan ilmu akuntansi khususnya dalam bidang audit.
1.4 Metodologi Penelitian
1.4.1 Objek Penelitian
Penulis
mengambil objek penelitian adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik
di wilayah Pekanbaru
1.4.2 Jenis
dan Sumber Data
1.4.2.1 Jenis data
Untuk membantu
penulis dalam penyelesaian penelitian ini, maka penulis menggunakan jenis data kuantitatif,
yaitu data yang dikumpulkan dari objek penelitian yaitu berupa bentuk angka.
1.4.2.2 Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Data Primer. Data Primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli, tidak melalui perantara. Data primer yang
digunakan berupa data subyek (self report data) yang berupa opini dan
karakteristik dari responden. Sedangkan responden yang menjawab daftar
pertanyaan tersebut adalah auditor yang bekerja di KAP.
1.4.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
Auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Pekanbaru.
Sedangkan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random
sampling, karena tiap orang anggota dalam populasi itu derajat dan kualifikasinya
sama atau setara, atau sama dan serupa tiada bedanya, setiap anggota populasi
memiliki kebebasan dan kesempatan yang sama untuk disampel.
Gambaran populasi akuntan adalah sebagai
berikut :
1.
Universe : Akuntan
Publik Indonesia
2.
Populasi : Akuntan
Publik di Pekanbaru
yang masih aktif hingga desember 2011
3.
Sampling Unit : Akuntan Publik
yang bertugas sebagai senior auditor dan junior auditor.
1.1 Daftar
Responden Kantor Akuntan Publik yang ada di Pekanbaru
No
|
NAMA KAP
|
KOTA
|
1.
|
KAP.
BASYIRUDDIN & WILDAN (CAB)
|
Pekanbaru
|
2.
|
KAP.
DRS. HARDI & REKAN (PUSAT)
|
Pekanbaru
|
3.
|
KAP.
DRS. GAFAR SALIM & REKAN (CAB)
|
Pekanbaru
|
4.
|
KAP.
HADIBROTO & REKAN
|
Pekanbaru
|
5.
|
KAP.
DRS. KATIO & REKAN (CAB)
|
Pekanbaru
|
6.
|
KAP.
MARTHA NG
|
Pekanbaru
|
7.
|
KAP.
PURBALAUDDIN & REKAN (CAB)
|
Pekanbaru
|
8.
|
KAP.
DRS. SELAMAT SINURAYA & REKAN (CAB)
|
Pekanbaru
|
1.4.4 Variabel
Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini menggunakan dua jenis
variabel, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variablel independen (bebas). Pengalaman
Auditor sebagai variabel independen pertama (X1), Kompetensi Auditor sebagai
variabel independen kedua (X2) dan Independensi Auditor sebagai variabel
independen ketiga (X2), sedangkan Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik di
Pekanbaru sebagai variabel dependen (Y)
Penelitian
ini menggunakan definisi operasional sebagai berikut:
1.4.4.1 Pengalaman Audit
(X1)
Variabel pengalaman audit (X1) dilihat
dari lamanya bekerja sebagai auditor dan banyaknya penugasan yang pernah
ditangani. Dalam pertanyaan yang disampaikan pada kuesioner dikombinasi untuk
pengalaman audit adalah lama bekerja sebagai auditor dan berapa banyak
penugasan yang pernah ditangani.
Persepsi responden terhadap indicator
tersebut diukur dengan 5 point skala likert, 1) Sangat setuju, 2) Setuju, 4)
Tidak Setuju, 5) Sangat Tidak Setuju.
1.4.4.2 Kompetensi Auditor (X2)
Kompetensi dalam penelitian ini diukur
dengan Tingkat pendidikan formal, pelatihan, dan Pendidikan Profesional yang berkelanjutan.
Persepsi responden terhadap indicator tersebut diukur dengan 5 point skala
likert, 1) Sangat setuju, 2) Setuju, 4) Tidak Setuju, 5) Sangat Tidak Setuju.
1.4.4.3 Independensi Auditor
(X2)
Independensi dalam penelitian ini diukur
dengan Independensi dalam fakta (in fact), Independensi dalam penampilan (in
appearance) Persepsi responden terhadap indicator tersebut diukur dengan 5
point skala likert, 1) Sangat setuju, 2) Setuju, 4) Tidak Setuju, 5) Sangat
Tidak Setuju.
1.4.4.4 Kelangsungan Usaha KAP
(Y)
Kelangsungan usaha KAP dalam penelitian
ini diukur dengan mutu jasa audit yang terdiri dari kepuasan klien, ualitas
audit, dan staf profesional. Persepsi responden terhadap indikator tersebut
diukur dengan 5 point skala likert, 1) Sangat setuju, 2) Setuju, 4) Tidak
Setuju, 5) Sangat Tidak Setuju.
1.4.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik angket (questionare)
yang berupa daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden.
1.4.6 Teknik Analisis Data
1.4.6.1 Pengujian Validitas dan
Reliabilitas
Pertama, instrument (kuisioner) yang
digunakan dalam penelitian ini harus diuji validitas dan reliabilitasnya
terlebih dahulu. Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana ketepatan
alat ukur penelitian tentang
isu atau arti sebenarnya yang diukur (Ghozali,2005). Uji validitas dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis butir.
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk
menguji konsistensi kuisioner dalam mengukur suatu kontrak yang sama atau
stabilitas kuisioner jika digunakan dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005).
Reliabilitas instrument penelitian dalam
penelitian ini diuji dengan menggunakan koefisien cronbach’s Alpha. Jika
nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,6 maka disimpulkan bahwa instrument
penelitian tersebut handal atau reliabel (Nunnaly dalam Ghozali, 2005).
1.4.6.2 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan
pengujian regresi, terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi agar data yang
akan dimasukkan dalam model regresi telah memenuhi ketentuan dan syarat dalam
regresi. Beberapa asumsi tersebut adalah: a) Pengujian asumsi Normalitas, b)
Pengujian asumsi Linearitas, c) Pengujian asumsi Multikolineritas, dan d)
Pengujian asumsi Heteroskedastisitas. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan
program SPSS 16.0.
1.4.7 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear
sederhana dan regresi linear berganda.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Pada
bab ini menguraikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, lokasi penelitian, jenis dan sumber data serta populasi dan sampel, teknik
pengumpulan data dan analisis data.
penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II : PEMBAHASAN
Dalam
bab ini akan diuraikan kajian teori yang digunakan dalam penelitian, tinjauan
penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesa dan variabel penelitian.
BAB III
: PENUTUP
Bab ini
berisikan tentang simpulan dan saran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kajian Teori
2.1.1.
Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik
(KAP)
A. Pengertian Kelangsungan Usaha
Going concern adalah
suatu asumsi akuntansi bahwa perusahaan akan berjalan terus sampai pada masa
yang tak dapat ditetapkan, atau cukup lama untuk melaksanakan rencananya
(Sujana Ismaya, 2006). Dengan adanya going concern maka suatu entitas
dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka panjang,
tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu pendek.
Going concern adalah
salah satu konsep yang paling penting yang mendasari pelaporan keuangan (Gray
& Manson, 2000). Kelayakan dari persiapan laporan keuangan menggunakan
dasar going concern merupakan tanggung jawab utama director dan
tanggung jawab auditor untuk meyakinkan dirinya bahwa penggunaan dasar going
concern oleh perusahaan adalah layak dan diungkapkan secara memadai dalam
laporan keuangan (Setiawan, 2006).
B.
Kantor Akuntan Publik (KAP)
Untuk menjalani profesi akuntan publik,
seseorang harus memiliki register akuntan yang dikeluarkan oleh Departemen
Keuangan RI sebagaimana diatur pada pasal 3 ayat 4 Undang-undang No. 34 tahun
1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan. Nomor Register Akuntan hanya dapat
diberikan oleh Departemen Keuangan RI kepada:
a. Lulusan
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Universitas Negeri yang telah mendapat
persetujuan dari Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
b. Orang
yang lulus mengikuti Ujian Negara Akuntansi (UNA) yang diselenggarakan oleh
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ujian ini diperuntukkan bagi lulusan dari
jurusan Akuntansi pada Perguruan Tinggi Swasta (Fakultas Ekonomi dan STIE) dan
lulusan Fakultas Ekonomi Negeri yang belum mendapat persetujuan Dirjen
Pendidikan Tinggi untuk dibebaskan dari UNA.
C. Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik
(KAP)
Kantor Akuntan Publik (KAP) pada umumnya
menawarkan beberapa tipe jasa tergantung pada kapasitas dan kebutuhan kliennya.
Pendapat Arens dan Loebecke (1991 : 13) menyatakan ada 4 kategori jasa yang disediakan
oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) :
1)
Kegiatan Pembuktian / pengujian (attestation service)
Kegiatan pembuktian / pengujian meliputi
semua kegiatan Kantor Akuntan Publik dimana diterbitkan suatu laporan tertulis
yang menyatakan kesimpulan atas keandalan dari pernyataan tertulis yang
merupakan tanggung jawab pihak. Ada tiga jenis pembuktian :
(a) Audit Laporan Keuangan historis
(b) Review Laporan Keuangan Historis
(c) Jasa Atestasi lainnya
2)
Jasa Akuntansi serta administrasi pembukuan
Jasa Kantor Akuntan Publik dalam
membantu kliennya untuk menyiapkan jurnal dan buku besar dalam beberapa kasus
laporan keuangan tersebut diserahkan kepada pihak ke-3. Untuk jasa tersebut disertai
juga dengan review / bahkan audit ( compilation report) dalam beberapa
laporan tersebut Kantor Akuntan Publik tidak menyediakan assurance.
3)
Penyuluhan pajak
Kantor Akuntan Publik menyusun surat
pemberitahuan pajak dari perusahaan dan persorangan baik yang merupakan
kliennya maupun yang bukan.
4)
Konsultasi manajemen
Jasa Kantor Akuntan Publik dalam
menyediakan rekomendasi kepada manajemen bagaimana menjalankan perannya secara
efektif misalnya pemberian saran sederhana mengenai pembenahan sistem akuntansi
menyusun strategi pemasaran, memanfaatkan instalasi komputer yang ada dengan
sebaik-baiknya dan konsultasi asuransi.
Sikap profesionalisme Kantor Akuntan
Publik merupakan suatu mentalitas professional yang menemukan kompetensi,
tingkah laku dan komitmen sebagai Kantor Akuntan Publik. Apabila gagal
mempertahankan sikap profesionalisme maka Kantor Akuntan Publik tersebut akan
kehilangan kepercayaan publik. Sedangkan Kepercayaan publik merupakan salah
satu nilai yang membuat Kantor Akuntan Publik tersebut bertahan. Kehilangan
kepercayaan publik karena mutu jasa audit yang dihasilkan kurang memuaskan maka
akan mempengaruhi kelangsungan usaha Kantor Akuntan Publik tersebut, maka untuk
mempertahankan mutu jasa audit yang berkualitas, Kantor Akuntan Publik harus dapat
meningkatkan sikap profesionalisme auditor-auditor di dalamnya, dan kualitas
auditnya (Canyaning, 2003).
2.1.2. Pengalaman Auditor
Pengalaman audit adalah pengalaman
auditor dalam melakukan audit laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu
maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani. Libby and Frederick (1990) dalam
Ida suraida (2005) menemukan bahwa semakin banyak pengalaman auditor semakin
dapat menghasilkan berbagai macam dugaan dalam menjelaskan temuan audit. Dalam
hal pengalaman, penelitian penelitian dibidang psikologi yang telah dikutip
oleh Jeffrey (1996) memperlihatkan bahwa seseorang yang lebih banyak pengalaman
dalam suatu bidang substantif memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam
ingatannya dan dapat mengembangkan suatu pemahaman yang baik mengenai peristiwa
peristiwa. Penerapan dan pengembangan penelitian masalah pengalaman ini dalam
bidang auditing juga mengungkapkan hasil yang serupa.
2.1.3. Kompetensi
Auditor
Kompetensi
adalah keahlian profesional yang dimiliki oleh auditor sebagai hasil dari
pendidikan formal, ujian profesional maupun keikutsertaan dalam pelatihan,
seminar, simposium dan lain-lain seperti :
1) Untuk
luar negeri (AS) ujian CPA (Certified Public Accountant) dan untuk di dalam
negeri (Indonesia) USAP (Ujian Sertifikat Akuntan Publik)
2) PPB
(Pendidikan Profesi Berkelanjutan)
3) Pelatihan-pelatihan
intern dan ekstern
4) Keikutsertaan
dalam seminar, simposium dan lain-lain.
Dari definisi di atas kompetensi dapat digambarkan sebagai
kemampuan untuk melaksanakan satu tugas, peran atau tugas, kemampuan
mengintegrasikan pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, sikap-sikap dan
nilai-nilai pribadi, dan kemampuan untuk membangun pengetahuan dan keterampilan
yang didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan.
2.1.4.
Independensi Auditor
Dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan,
akuntan publik memperoleh kepercayaan diri dari klien dan para pemakai laporan
keuangan untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disusun dan
disajikan oleh klien. Oleh karena itu, dalam memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan yang diperiksa harus bersikap independen terhadap
kepentingan klien, para pemakai laporan keuangan, maupun terhadap kepentingan
akuntan publik itu sendiri.(NurMawar, 2010).
Mautz (1974) dalam Supriyono (1988)
mengutip pendapat Carman mengenai pentingnya independensi sebagai berikut :
”
Jika manfaat seorang sebagai auditor rusak oleh perasaan pada sebagian pihak
ketiga yang meragukan independensinya, dia bertanggung jawab tidak hanya
mempertahankan independensi dalam kenyataan tetapi juga menghindari penampilan
yang memungkinkan dia kehilangan independensinya.”
2.2 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah dan
kerangka pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1
: Terdapat pengaruh antara Pengalaman
Auditor terhadap Kelangsungan Usaha
Kantor
Akuntan Publik (KAP).
H2
: Terdapat pengaruh antara Kompetensi
Auditor terhadap Kelangsungan Usaha
Kantor
Akuntan Publik (KAP).
H3
: Terdapat pengaruh antara
Independensi Auditor terhadap Kelangsungan
Usaha
Kantor Akuntan Publik (KAP).
H4
: Terdapat pengaruh antara Pengalaman
Auditor, Kompetensi Auditor dan Independensi Auditor terhadap Kelangsungan
Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP).
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Simpulan dari makalah ini adalah :
1. Pengalaman dalam mengaudit sangat dibutuhkan dalam
kelangsungan kantor akuntan publik.
2. Kompetensi
harus dipelihara dan dijaga melalui komitmen untuk belajar dan melakukan
peningkatan profesional secara berkesinambungan selama kelangsungan kantor akuntan publik
3. Kepercayaan
terhadap diri sendiri yang terdapat pada beberapa orang professional, merupakan indepedensi yang dibutuhkan seorang auditor
agar dipercaya oleh para klien dan sangat diperlukan dalam kelangsungan usaha
kantor akuntan publik
4. Pengalaman, kompetensi dan indepedensi merupakan faktor
yang sangat penting dalam kelangsungan usaha kantor akuntan publik.
3.2 SARAN
Diharapkan para pembaca dan khusus nya mahasiswa
akuntansi mendapatkan ilmu tentang pengalaman, kompetensi dan indepedensi
terhadap kelangsungan usaha kantor akuntan publik.
DAFTAR PUSTAKA
Canyaning.
(2003). Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kelangsungan Usaha Kantor
Akuntan Publik (KAP) di Malang.
Christiawan,
Yulius Jogi, (2002). Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap
Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Surabaya. Journal
Directory: Kumpulan Jurnal Akuntansi da Keuangan Unika Petra. Vol 4 / No 2.
Davis,
Jefferson T, 1996, Experience and Auditor's Selection of Relevan Information
for Reliminary Control of Risk Assesment, Auditing : Journal of Practice &
Theory, vol 15 (spring), 16-37.
Ghozali,
Imam, (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan penerbit Universitas Diponegoro.
Gray
& Manson. (2000). The Audit Process, Principles, Practice and Cases.
Second Edition. Thomson Learning.
Halim,
Abdul, (2003). Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan. Yogyakarta:
UPP AMP YKPN.
Herliansyah,
Yudhi dan Meifida Ilyas. (2006). Pengaruh Pengalaman Auditor terhadap Penggunaan
Bukti tidak Relevan dalam Auditor Judgment. Simposium Nasional Akuntansi 9
Padang.
Ikatan
Akuntan Indonesia. (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta:
Salemba Empat.
^^ Semoga Bermanfaat ^^
No comments:
Post a Comment