Teori positif adalah sebuah teori yang berusaha untuk menjelaskan dan
memprediksi fenomena tertentu. Menurut Watt (1995), penggunaan istilah riset
positif dipopulerkan dalam ekonomi oleh Friedman (1953) dan digunakan untuk
membedakan riset yang berusaha menjelaskan dan memprediksi, dari riset yang
berusaha memberikan preskripsi. Teori Akuntansi Positif, topik yang dibahas
dalam bab ini dan teori yang dipopulerkan oleh Watt dan Zimmerman, adalah salah
satu dari beberapa teori positif akuntansi.
Teori positif bisa dibandingkan dengan teori normative. Teori normative
menjelaskan bagaimana praktek tertentu harus dilakukan dan preskripsi ini
mungkin menjadi sebuah titik awal signifikan dari praktek yang ada. Sebuah
teori normative dibangkitkan sebagai hasil dari teori tertentu yang
mengaplikasikan beberapa norma, standard, atau sasaran dimana praktek aktual
berusaha mencapainya.
PAT berfokus pada hubungan diantara berbagai individu yang terlibat dalam
memberikan resource pada sebuah organisasi dan bagaimana akuntansi digunakan
untuk membantu dalam fungsi hubungan-hubungan ini. Contohnya adalah hubungan
diantara pemilik dan manajer, atau diantara manajer dan penyedia hutang
perusahaan. Banyak hubungan melibatkan delegasi pembuatan keputusan dari satu
pihak (principal) ke pihak yang lain (agen) – ini disebut sebagai sebuah
hubungan agensi. Ketika otoritas pembuatan keputusan didelegasikan, ini bisa
membawa pada hilangnya efisiensi dan biaya konsekwensi. Misalkan, jika pemilik
(principal) mendelegasikan otoritas pembuatan keputusan pada manajer (agen) ini
adalah mungkin bahwa manajer mungkin tidak bekerja sebagaimana pemilik, dengan
manajer mungkin tidak share secara langsung dalam hasil dari organisasi ini.
Segala rugi profit potensial yang dibawa oleh manajer yang bekerja kurang
maksimal dianggap sebagai biaya yang berasal dari delegasi pembuatan keputusan
dalam hubungan agensi ini – sebuah biaya agensi. Biaya agensi yang muncul
sebagai hasil delegasi otoritas pembuatan keputusan dari pemilik ke manajer
yang dirujuk dalam PAT sebagai biaya ekuitas agensi.
Untuk mengatasi persoalan agensi yang muncul dalam sebuah organisasi,
mungkin ada berbagai biaya bonding dan monitoring yang terjadi. Jika
inidiasumsikan berlawanan dengan asumsi PAT, individu selalu bekerja untuk
kepentingan pekerja mereka, kemudian tidak akan ada demand untuk aktivitas ini
– yang lain mungkin mereview efisiensi dimana manajer mengoperasikan bisnis
ini. Sebagaimana diasumsikan PAT bahwa tidak semua tindakan oportunistik agen
bisa dikontrol oleh susunan kontraktual atau jika tidak, akan ada selalu biaya
residual yang berhubungan dengan pengangkatan seorang agen.
Asal dan Perkembangan Teori Akuntansi Positif
Riset positif dalam akuntansi mulai menonjol sekitar pertengahan tahun
1960an dan nampak menjadi paradigma riset dominan pada tahun1970an dan 1980an.
Sebelum masa ini, jenis riset akuntansi dominan adalah riset akuntansi
normative – riset yang berusaha memberikan preskripsi berdasarkan perspektif
theorist mengenai sasaran akuntansi yang mendasari. Peneliti normative dengan
profil tinggi masa ini meliputi Steerling, Edward dan Bell, dan Chamber dan
fokus banyak pada riset pada masa ini adalah bagaimana menjalankan akuntansi
dalam masa harga naik. Riset normative ini tidak bergantung pada pengujian
praktek yang ada – yakni, ini tidak cenderung empiris.
Satu perkembangan dari tahun 1960an yang penting untuk perkembangan PAT
adalah karya theorist seperti Fama, khususnya karya yang berhubungan dengan
perkembangan Eficient Market Hypothesis (EMH). EMH didasarkan pada asumsi bahwa
pasar modal bereaksi secara efisien dan tidak bias terhadap informasi yang
tersedia secara publik. Perspektif yang diambil adalah bahwa harga sekuritas mencerminkan
kandungan informasi dari informasi yang tersedia secara publik dan informasi
ini tidak terbatas pada disklosur akuntansi. Pasar modal dianggap sangat
kompetitif, dan sebagai hasil, informasi yang baru dirilis secara publik
diperkirakan terkurung kedalam harga saham.
Jika hasil akuntansi dirilis oleh sebuah organisasi, dan hasil-hasil ini
sudah diperkirakan oleh pasar, maka ekspektasinya adalah bahwa harga sekuritas
tidak akan bereaksi terhadap rilis hasil akuntansi ini. Sesuai dengan teori
pembiayaan tradisional, harga sebuah sekuritas ditentukan dengan dasar
keyakinan present value dari aliran kas masa datang yang berkaitan dengan
sekuritas ini dan ketika keyakinan ini merubah ekspektasi adalah bahwa harga
sekuritas juga akan berubah.
Karena harga saham diperkirakan mencerminkan informasi dari berbagai
sumber, ada sebuah pandangan bahwa manajemen tidak bisa memanipulasi harga
saham dengan merubah metode akuntansi dalam cara yang oportunistik. Jika
perubahan dalam metode akuntansi tidak menujukkan perubahan dalam aliran kas,
kemudian para pendukung awal EMH mengatakan bahwa pasar modal tidak akan
bereaksi. Lebih lanjut, karena ada banyak sumber data yang digunakan oleh pasar
modal, jika manajermembuat disklosur yang kurang jujur, kemudian, mengasumsikan
bahwa pasar efisien, pasar akan mempertanyakan integritas manajer. Selanjutnya,
pasar cenderung memberikan lebih sedikit perhatian pada disklosur akuntansi
selanjutnya yang dibuat oleh manajer ini.
Pada tahun1 970an dan tahun-tahun selanjutnya, banyak studi-studi yang lain
dipublikasikan yang mendokumentasikan hubungan diantara earning akuntansi dan
return sekuritas. Namun, ketika mendukung EMH, literatur ini tidak bisa
menjelaskan mengapa metode akuntansi tertentu mungkin dipilih sebagai yang
pertama. Yakni, riset tidak memberikan hipotesis untuk memprediksi dan
menjelaskan pilihan akuntansi bukan riset yang ada dengan mempertimbangkan
reaksi pasar terhadap disklosur akhir.
Sebuah kunci untuk menjelaskan pilihan manajer pada metode akuntansi
tertentu berasal dari Teori Agensi. Teori agensi memberikan penjelasan yang
dibutuhkan mengapa seleksi metode akuntansi tertentu menjadi persoalan, dan ini
adalah satu segi penting dalam pengembangan PAT. Teori agensi fokus pada
hubungan diantara principal dan agen, sebuah hubungan, yang karena berbagai
asimetri informasi, menciptakan banyak ketidakpastian. Teori agensi menerima
bahwa biaya transaksi dan biaya informasi itu ada.
Ini diasumsikan dalam Teori Agensi, bahwa principal akan mengasumsikan
bahwa agen (seperti prinsipal) akan digerakkan oleh kepentingan pribadi, dan
sehingga principal akan memperkirakan bahwa manajer, kecuali dibatasi dari
melakukan yang sebaliknya, akan melakukan aktivitas yang menguntungkan diri
sendiri yang bisa merusak kesejahteraan ekonomi dari principal. Dengan tidak
adanya mekanisme kontraktual untuk membatasi perilaku oportunistik potensial,
principal akan membayar agen gaji yang lebih rendah sebagai antisipasi tindakan
oportunistik. Gaji yang lebih rendah akan mengkompensasi pemilik untuk tindakan
buruk yang dilakukan oleh manajer (ini disebut sebagai proteksi harga).
Sehinga, perspektifnya adalah bahwa agen yang, rata-rata, membayar ekspektasi
principal dari perilaku oportunistik mereka. Agen kemudian diasumsikan memiliki
insentif untuk masuk susunan kontraktual yang nampak bisa mengurangi kemampuan
mereka untuk menjalankan tindakan yang merusak kepentingan principal.
Dalam literatur Teori Agensi, perusahaan sendiri dianggap sebagai nexsus
kontrakdan kontrak ini digunakan dengan tujuan memastikan bahwa semua
pihak, bertindak dalam kepentingan pribadi mereka, yang pada saat yang sama
memiliki motivasi untuk memaksimalkan nilai organisasi.
Teori agensi tidak mengasumsikan bahwa individu akan bertindak selain untuk
kepentingan pribadi, dan kunci untuk sebuah organisasi yang berfungsi dengan
baik adalah menggunakan mekanisme yang memastikan bahwa tindakan-tindakan yang
memberikan benefit individual juga memberikan benefit pada organisasi.
Terpisah dari efek mengenai berbagai susunan kontraktual, literatur tahun
1970an juga mengajukan bahwa berbagai pasar, seperti pasar untuk
kontrol korporat danpasar untuk manajer, memberikan insentif
bagi manajer untuk bekerja untuk kepentingan pemilik. Pandangan bahwa agen
memiliki insentif untuk memberikan informasi untuk menunjukkan mereka bekerja
untuk kepentingan principal. Pandangan bahwa pasar efisien, digunakan sebagai dasar
untuk argument melawan regulasi akuntansi. Agen dianggap memiliki insentif
untuk memberikan informasi yang paling baik dalam mencerminkan kinerja entitas
yang mendasari. Kegagalan untuk melakukannya akan memiliki implikasi negatif
untuk reputasi mereka dan sehingga akan berpengaruh negatif pada jumlah total
pendapatan yang bisa mereka terima dari dalam organisasi atau tempat lain.
Pada pertengahan sampai akhir tahun 1970an, teori dikembangkan yang
mengajukan bahwa pasar adalah efisien dan susunan kontraktual digunakan sebagai
dasar untuk mengontrol usaha-usaha agen yang berkepentingan pribadi. Riset ini
memberikan dasar yang dibutuhkan untuk pengembangan PAT. PAT menekankan peran
akuntansi dalam mengurangi biaya agensi dari sebuah organisasi. Ini juga ditekankan
bahwa kontrak tertulis efisien, dengan banyak yang terikat pada output sistem
akuntansi, adalah sebuah komponen penting dari sebuah struktur governance
korporat.
Sumber : Referensi Buku, dan Pengetahuan Perkuliahan
^^ Semoga Bermanfaat ^^
No comments:
Post a Comment