Kasus
11-6
General electric company
General electric company
adalah perusahaan multilokasi besar yang terlibat dalam pembuatan dan pemasaran
berbagai jenis produk elektrik dan produk terkait lainnya. Pada tahun 1964, ada
hampir 400 lini produk yang terpisah dan lebih dari tiga juta barang dalam
katalog. Volume penjualan pada tahun tersebut secara total mencapai $4,941
juta, dan laba bersih sebesar $237 juta. Total karyawan sekitar 262.000.
Pada awal
tahun 1950-an, General Electric Company melakukan desentralisasi otoritas dan
tanggung jawab yang ekstensif atas operasi perusahaan. Unit dasar organisasi
menjadi departemen produk. Pada tahun 1964, ada lebih dari 100 departemen
semacam ini.
Perusahaan
mengakui bahwa jika perusahaan ingin agar desentralisasi ini berjalan dengan
efektif maka diperlukan perbaikan pada sistem pengendalian manajemen.
Perusahaan juga mengakui bahwa tiap perbaikan terhadap sistem pengendalian akan
membutuhkan ukuran kinerja yang lebih baik. Untuk memenuhi kebutuhan ini, perusahaan
menetapkan proyek pengukuran dan menciptakan unit organisasi khusus untuk
menjalankannya. Kasus ini merangkum fitur-fitur utama dari proyek ini, dengan
penekanan tertentu pada pengukuran kinerja dari departemen operasi (produk).
Proyek pengukuran
Proyek pengukuran dibentuk
tahun 1952. Tanggung jawab untuk proyek tersebut dibebankan pada layanan
akuntansi, salah satu divisi jasa fungsional. Suatu unit organisasional yang
permanen, yang pada awalnya disebut dengan jasa pengukuran, dibentuk untuk menyelesaikan
proyek ini.
Langkah
awal pada proyek pengukuran ini adalah pengembangan seperangkat prinsip-prinsip dengan mana proyek tersebut akan diatur. Lima prinsip
semacam itu diformulasikan sebagai berikut :
1.
Pengukuran
akan dirancang untuk mengukur kinerja komponen organisasional, bukan para
manajer.
2.
Penilaian
akan melibatkan indeks kinerja umum, namun bukan standar kinerja umum.
(Contohnya, tingkat pengembalian atas investasi dapat menjadi indeks kinerja yang umum untuk semua departemen produk, namun standar
dari indeks tersebut bisa saja 12% untuk satu departemen dan 25% untuk
departemen lain.)
3.
Pengukuran
akan dirancang sebagai alat bantu untuk melakukan penilaian atas kinerja, dan
bukan untuk menggantikan penilaian.
4.
Penilaian
akan memberikan bobot yang sesuai bagi kinerja masa datang maupun kinerja saat
ini, guna memfasilitasi pemeliharaan keseimbangan antara jangka panjang dan
jangka pendek.
5.
Pengukuran
akan dipilih sedemikian rupa untuk memfasilitasi tindakan yang konstruktif, dan
bukan untuk membatasi tindakan semacam itu
Proyek
pengukuran secara keseluruhan dibagi menjadi tiga subproyek utama:
1.
Pengukuran
operasional atas hasil dari departemen produk.
2.
Pengukuran
fungsional atas pekerjaan teknik, produksi, pemasaran dan keuangan, hubungan
dengan karyawan dan komunitas pabrik, serta komponen legal dari organisasi
3.
Pengukuran
dari pekerjaan pengelolaan kerja seperti- perencanaan, pengorganisasian,
pengintegrasian, dan pengukuran itu sendiri.
Langkah
pertama dari subproyek pengukuran operasional adalah untuk mengembangkan
jawaban atas pertanyaan berikut :
Bidang-bidang spesifik manakah untuk mana pengukuran
sebaiknya dirancang, dengan mengingat bahwa pengukuran yang baik atas kinerja
keseluruhan memerlukan keseimbangan yang sesuai di antara berbagai fungsi dan
antaraspek (perencanaan, pengorganisasian, minsalnya) dari pengelolaan?
Dalam
mencari jawab atas pertanyaan ini, organisasi membuat analisis yang hati-hati
mengenaik sifat dan tujuan dari jenis dasar pekerjaan yang dilakukan oleh tiap
unit fungsional dengan maksud untuk menentukan tujuan fungsional yang cukup
penting bagi kekayaan usaha-usaha secara keseluruhan, yang disebut dengan
"area hasil kunci"
Area Hasil Kunci
Guna menentukan apakah suatu
bidang yang untuk sementara diidentifikasikan menurut kerangka analitis
sebelumnya adalah cukup mendasar untuk memenuhi kualifikasi sebagai hasil
kunci, organisasi menetapkan suatu kriteria daalam bentuk pertanyaan uji berikut
ini :
Akankah kegagalan yang berkelanjutan pada bidang ini
mencegah pencapaian atas tanggung jawab manajemen guna memajukan General
Electric sebagai pemimpin dalam ekonomi yang kuat dan kompetitif, meskipun jika
hasil dibidang lainnya bagus??
Sebagai
hasil analisis dan aplikaasi dari pengujian ini, delapan area hasil kunci
ditentukan, sebagai berikut :
1.
Profitabilitas
2.
Posisi
pasar
3.
Produktivitas
4.
Kepemimpinan
produk
5.
Pengembangan
karyawan
6.
Sikap
karyawan
7.
Tanggung
jawab publik
8.
Keseimbangan
antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang
Profitabilitas
Indeks kunci yang digunakan General Electric untuk
mengukur profitabilitas adalah “dolar dari laba residual”. Laba residual
didefinisikan sebagai laba bersih setelah pajak, dikurangi biaya modal. Biaya
modal adalah persentase tertentu(katakanlah, 6 persen) dari aktiva bersih pada
suatu departemen; hal itu berhubungan dengan beban bunga terkait. Kriteria yang
diformulasikan untuk memandu pengembangan ukuran statistik yang memuaskan atas
profitabilitas dinyatakan sebagai berikut:
1.
Suatu indeks yang mengakui kontribusi
investasi modal terhadap laba.
2.
Suatu indeks yang mengakui apa yang
disumbangkan oleh pekerjaan dan usaha SDM untuk laba.
3.
Suatu indeks yang mengakui “fakta hidup
korporat”.
4.
Suatu indeks yang berfungsi untuk
membuat keputusan operasi dari manajer individual untuk kepentingan perusahaan.
Pada proses pemilihan dan
pengembangan ukuran profitabilitas, organisasi pengukuran mempertimbangkan
beberapa indeks yang lebih konvensional, termasuk tingkat pengembalian atas
investasi, rasio laba terhadap penjualan, dan rasio laba terhadap nilai tambah.
Kelemahan dari rasio dan indeks ini dinyatakan sebagai berikut :
...acid test dari suatu indeks seharusnya menjadi efektivitasnya dalam
memandu manajemen yang terdesentralisasi untuk membuat keputusan bagi
kepentingan perusahaan secara keseluruhan, karena usaha manejer operasi tentu
saja adalah untuk memperbaiki kinerja dari bisnis mereka dalam hal indeks yang
digunakan untuk evaluasi. Tes ini menunjukkan kelemahan tertentu pada tingkat
pengembalian dan indeks rasio yang lain, seperti persentase laba terhadap
penjualan. Kelemahan ini adalah tendensi untuk mendorong konsentrasi pada
perbaikan rasio dan bukan laba dalam dolar.
Secara spesifik, bisnis dengan hasil yang lebih baik dalam hal rasio akan
cenderung untuk mengambil keputusan tersebut terhadap rasio tanpa mempertimbangkan laba dalam dolarnya. Hal ini cenderung
menghambat insentif untuk bertumbuh dan berkembang karena hal itu mengecilkan
insentif dari bisnis yang lebih menguntungkan untuk bertumbuh.
Posisi pasar
Kinerja pada area hasil kunci ini diukur dalam hal pangsa
pasar yang diperoleh selama periode pengukuran tertentu. Pengukuran tersebut
dinyatakan sebagai persentase dari bisnis yang tersedia di pasar. Pasar, yang
digunakan di sini, dinyatakan dalam dolar atau unit, kilowatt-amper, atau
istilah lainnya yang berarti.
Pertimbangan pertama dalam merancang
pengukuran posisi pasar adalah penentuan atas apa yang menyusun lini produk dan
apa yang menyusun pasar bagi tiap lini produk dari suatu bisnis. Suatu lini
produk dapat didefinisikan sebagai pengelompokan produk sesuai dengan tujuan
yang dilayaninya atau kebutuhan yang dipenuhinya. Definisi tersebut menjadi
agak menyesatkan dalam hal bahwa lini produk mungkin merupakan klasifikasi
luas, seperti jam, atau klasifikasi yang sempit, seperti jam weker, jam dapur,
atau jam lemari. Selain itu, lini produk mungkin tumpang tindih sehingga suatu
produk tertentu dapat dimasukkan dalam beberapa lini produk. Jadi,
pengelompokan produk aktual berdasarkan lini produk harus diidentifikasikan
secara akurat.
Mungkin ada variasi
yang luas dalam interpretasi mengenai apa yang menyusun pasar untuk lini produk
tertentu. Oleh karena itu, adalah penting bahwa unuk setiap lininya, departemen
produk kami mengidentifikasikan hal-hal sebagai berikut:
1. Apakah pasar
tersebut mencakup tidak hanya produk yang langsung bersaing namun juga yang
tidak langsung bersaing (produk elektrik versus produk elektrik; produk
elektrik versus semua jenis produk-elektrik, gas, minyak, dan lainnya).
2. Apakah pasar
mencakup penjualan oleh semua pesaing domestik atau hanya yang melaporkan ke
serikat dagang.
3. Apakah pasar
mencakup impor, jika penjual asing ikut bersaing dalam pasar domestik.
4. Apakah pasar
mencakup penjualan ekspor.
5. Apakh pasar
mencakup penjualan captive.
6. Apakah pasar
tersebut dipertimbangkan untuk diwakili oleh penjualan ke disttibutor, atau ke
peritel, atau ke pengguna akhir.
Dengan kata lain,
dalam menetapkan pengukuran untuk posisi pasar harus ada pemahaman yang jelas
mengenai apa tepatnya yang menyusun lini produk dan apa yang menyusun pasar.
Tujuan dari memiliki definisi yang tajam atas dua hal tersebut, tentu saja
untuk menghindari kesalahpahaman sehingga berpikir bahwa kami melakukan sesuatu
yang lebih baik daripada yang sebenarnya karena kegagalan untuk
mengidentifikasikan sifat dan cakupan persaingan kami.
Produktivitas
Meskipun konsep produktivitas relatif sederhana-suatu
hubungan atara output dari produk dan jasa dengan sumber daya yang digunakan dalam
produksinya-konsep ini terbukti sulit untuk dipakai sebagai ukuran kinerja.
Untuk perekonomian nasional secara keseluruhan, telah menjadi praktik untuk
melihat produktivitas hanya dalam hal jumlah output per unit input tenaga
kerja. Di perusahaan manapun, tenaga kerja hanyalah salah satu faktor yang
memberikan kontribusi terhadap output. Oleh karena itu, perusahaan berusaha
untuk mengembangkan suatu indeks yang akan mencapai dua hal: (1) memperluas
dasar input sehingga mengakui bahwa baik modal maupun tenaga kerja memberikan
kontribusi terhadap perbaikan produktivitas, dan (2) menghapus dari ukuran,
perbaikan-perbaikan yang berasal dari pemasok bahan baku.
Pada sisi output dari rasio produktivitas,
perusahaan mempertimbangkan beberapa pemurnian atas penjualan yang ditagih.
Salah satu pemurnian itu adalah pemanfaatan nilai tambah (misalnya, penjualan
yang ditagih dikurangi dengan harga pokok barang atau jasa yang diperoleh dari
luar perusahaan). Di sisi input, perusahaan mempertimbangkan dolar gaji plus dolar
penyusutan. Dolar gaji dimasukkan dalam variabel, dan bukan jam kerja, untuk
memberikan dampak terhadap perbedaan dalam keterampilan tenaga kerja yang
digunakan. Dimasukkannya beban penyusutan merupakan suatu usaha untuk
memasukkan konsumsi dari sumber daya modal. Semua faktor akan disesuaikan
kebali untuk perubahan pada tingkat harga, sehingga perubahan dalam rasio yang
dihasilkan makin mencerminkan perubahan nyata dalam produktivitas.
Kepemimpinan Produk
Keungguan produk didefinisikan sebagai “kemampuan suatu
bisnis untuk memimpin industrinya dalam menciptakan atau menggunakan
pengetahuan teknis dan ilmiah yang paling maju dalam bidang teknik, produksi,
dan pemasaran untuk mengembangkan produk baru dan memperbaiki kualitas atau
nilai dari produk yang sudah ada.” Untuk membuat definisi ini dapat digunakan,
prosedur ditetapkan untuk menilai produk dari tiap departemen secara periodic.
Penilaian ini diarahkan pada penyediaan jawaban atas pertanyaan berikut ini.
1. Bagaimana
tiap produk jika dibandingkan dengan kompetisi dan dengan standar perusahaan?
2. Di
bagian mana di dalam perusahaan penelitian terhadap produk dilakukan?
3.
Siapa yang pertama kali memperkenalkan
produk dasar dan perbaikan berikutnya, General Electric atau pesaing?
Prosedur penilaian
lebih didasarkan pada pertimbangan kualitatif daripada kuantitatif. Penelitian
dilakukan oleh para ahli dari bidang teknik, pemasaran, akuntansi, dan produksi
yang sesuai. Pada umumnya, para ahli ini ditempatkan di dalam departemen produk
yang akan dinilai. Formulir standar dibuat untuk memfasilitasi tingkat
konsistensi setinggi mungkin. Kecenderungan yang diungkapkan dari penilaian ini
selama periode waktu tertentu dianggap sama pentingnya seperti informasi
spesifik yang diungkapkan dari penilaian untuk periode tertentu.
Pengembangan
Karyawan
Untuk tujuan penelitian, pengembangan
karyawan diartikan sebagai “pelatihan sistematis bagi para manajer dan
spesialis untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan masa depan perusahaan, untuk
memberikan pertumbuhan dan penghentian individu lebih lanjut serta
memfasilitasi pertumbuhan dan perluasan perusahaan. “manaher General Electric
mendefinisikan pengembangan karayawan sebagai mencakup: program di setiap
bidang fungsional yang diusahakan, seperti teknik, produksi, pemasaran dan keuangan,
serta program luas yang ditujukan pada pengembangan suatu pemahaman atas
prinsip-prinsip pengelolaan. Program semacam ini harus dirancang untuk
memberikan aliran yang berkelanjutan dari karyawan yang potensial untuk
dipromosikan dalam jumlah yang mencukupi guna memungkinkan seleksi dan
pengembangan individual yang seharusnya untuk setiap posisi. Dan, pada saat
yang sama, program ini harus mendorong persaingan dan inisiatif untuk memajukan
pertumbuhan individual.
Tiga
langkah terlibat dalam pengukuran kinerja dalam area hasil kunci ini.
1.
Kualitas dasar dari berbagai program
atau teknik yang didukung oleh departemen produk untuk pengembangan karyawan
dinilai.
2.
Dibuat inventaris dari pasokan
orang-orang terlatih yang tersedia, sesuai dengan kualifikasi mereka, untuk
posisi kunci yang pada akhirnya harus diisi dalam departemen tersebut.
3.
Efektivitas dengan mana departemen
melaksanakan program pengembangan karyawan dievaluasi.
Langkah pertama berisi penilaian mengenai kecukupan
elemen-elemen berikut ini dalam proses pengembangan:
Rekrutmen.
Seberapa baik suatu pekerjaan dilakukan dalam menyeleksi kandidat untuk proses
pengembangan?
Pelatihan dalam pekerjaan. Program apa yang tersedia untuk melatih kandidat, untuk memberikan
informasi dan pengetahuan baik mengenai masalah umum perusahaan maupun masalah
untuk pekerjaan tertentu, serta untuk pelatihan lanjutan bagi yang sudah
bekerja beberapa waktu?
Tinjauan dan konseling. Apakah ada provisi untuk secara periodik meninjau kinerja karyawan,
untuk berdiskusi dengan seorang yang ahli dipekerjaannya, untuk memberikan
bantuan dan konsultasi, dan untuk mengidentifikasikan bakat yang sangat
menjanjikan?
Penempatan. Apa
yang telah dilakukan untuk memastikan bahwa penempatan orang dalam pekerjaan sesuai
dengan kepentingan dan kemampuan, dan bahwa orang yang lebih menjanjikan
dirotasi, dan promosi diberikan bagi mereka yang berhak?
Langkah kedua dicapai dengan bantuan tabel pekerjaan
dan prosedur inventarisasi yang terkait. Prosedur ini terutama diarahkan untuk
menentukan latar belakang pelatihan dari tiap karyawan dalam inventaris, yaitu
lulusan dari program yang disponsori oleh perusahaan, mereka yang dipekerjakan
dari luar perusahaan, dan mereka yang mencapai posisi mereka tanpa memperoleh
manfaat dari program yang disponsori oleh perusahaan.
Kelompok investigasi tersebut menggunakan dua ukuran
statistik dalam melaksanakan langkah ketiga. Yang pertama adalah rasio dari
jumlah karyawan yang dipromosikan (baik di dalam departemen maupun transfer ke
departemen lain) dalam suatu periode tertentu (biasanya setahun) terhadap
jumlah total karyawan yang dianggap "dapat dipromosikan" pada periode
yang sama. Ukuran kedua terkait dengan prosedur penentuan peringkat karyawan di
seluruh perusahaan. Di akhir dari setiap siklus tinjauan kinerja, bentuk
penentuan peringkat untuk suatu departemen tertentu dianalisis untuk menentukan
proporsi karyawan yang kinerjanya dianggap:
a.
Meningkat,
b.
Tidak
berubah, dan
c.
Menurun.
Sikap
Karyawan
Untuk tujuan pengembangan pengukuran kinerja pada
bidang kunci ini, kelompok tersebut mendefinisikan sikap sebagai “sudut pandang
umum terhadap objek, kejadian, atau orang yang mungkin dapat memengaruhi
perilaku masa depan.” Kelompok tersebut menggunakan dua pendekatan dasar
terhadap pengukuran sikap. Yang pertama melibatkan penggunaan indikator
statistik, seperti tingkat perputaran, absensi, jumlah keluhan, keterlambatan,
dan pengalaman kecelakaan. Pendekatan kedua melibatkan survei periodik atas
karyawan melalui kuesioner.
Beberapa kekurangan diakui pada pendekatan yang
pertama:
1)
Indikator
statistik memberikan sedikit atau bahkan tidak sama sekali informasi mengenai
penyebab yang mendasari.
2)
Pada
umumnya, indikator tersebut menunjukkan permasalahan hanya setelah kesalahan
terjadi.
3)
Karena
indikator ini secara tradisional dihubungkan dengan fungsi personalia, manajer
cenderung untuk meminimalkan pentingnya atau menempatkan tanggung jawab untuk
perbaikan pada fungsi personalia.
4)
Kencenderungan
yang tidak menguntungkan pada indikator tertentu mungkin disebabkan karena
faktor eksternal (misalnya, kekurangan pasokan buruh) bukan karena kekurangan
pihak manajemen.
Survei
sikap menggunakan kuesioner standar yang didesain untuk mengungkapkan sikap
karyawan pada berbegai bidang. Survei tersebut dilakukan dengan interval 18
bulan. Hasil dari tiap bidang sikap ditabulasi dalam hal proporsi tanggapan
yang menguntungkan. Tabulasi tersebut dibuat oleh kelompok kerja dan bukan oleh
karyawan individual; tindakan ini membantu melindungi kerahasiaan dari respons,
dan dengan demikian validitas dari survei.
Tanggung
Jawab Publik
Area hasil kunci ini berubah dari pengukuran General
Electric atas kewajibannya untuk menjadi warga negara yang baik dalam
masyarakat, patuh pada hukum dan etika yang mengatur tindakan bisnis.
Perusahaan percaya bahwa kemajuan perusahaan bukan hanya merupakan suatu
pengakuan aktif mengenai kepentingan masyarakat luas, tetapi juga tanggapan
terhadap kelompok masyarakat tertentu yang memiliki kepentingan dalam
keberhasilan bisnis tersebut, yaitu: pemegang saham, pelanggan, karyawan,
pemasok, dealer dan distributor, kumunitas pabrik, lembaga pendidikan, dan
pemerintah.
Ketika tanggung jawab terhadap masyarakat tertentu
seperti pemegang saham, lembaga pendidikan, dan pemerintahan federal dapat
dinilai dengan baik dari sudut pandang perusahaan secara keseluruhan bukan per
departemen, termasuk tindakan yang diambil oleh suatu departemen produk
(termasuk tindakan karyawan individual salam departemen tersebut) dapat
memiliki pengaruh yang besar terhadap reputasi perusahaan secara keseluruhan
sebagai warga negara yang baik. Jadi, perusahaan berusaha untuk memastikan
kepatuhan sepenuh hati pada hukum dan standar etika bisnis dengan mengharuskan
bahwa semua karyawan menajerial dan profesional paling tidak sekali setahun
mengadakan survei periodik mengenai aktivitas dari orang-orang yang melapor
kepada mereka dalam hal kepatuhan terhadap antitrust, konflik kepentingan, dan
area-area lain dari praktik bisnis. Masalah ini dibahas dengan setiap individu,
yang kemudian menandatangani pernyataan yang menegaskan mengenai pemahaman dan
kepatuhannya.
Pengukuran
lain berkaitan dengan efektivitas tindakam departemen dalam memperkuat reputasi
perusahaan dan hubungan bisnis. Dalam hubungannya dengan pemenuhan kewajiban
kepada pelanggan, ditentukan bahwa kepemimpinan produk dan posisi pasar yang
telah disebutkan sebelumnya merupakan indikator terbaik. Untuk masyarakat
lainnya, pengukuran berikut ini direkomendasikan.
Pemegang
Saham
Total lembar saham General Electric Company akan
"dialokasikan" pada berbagai komponen operasional yang diberi
tanggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan "bagian mereka" atas
investasi pemegang saham dalam perusahaan.
Vendor,
Dealer, dan Distributor
Pemasok bahan baku dan suku cadang akan disurvei
secara periodik untuk mengetahui penilaian mereka atas praktik departemen
tersebut dalam menjalankan bisnis dibandingkan dengan praktik perusahaan lain
yang juga membelu diri mereka. Dealer dan distributor sebaliknya sering
diwawancarai dari waktu ke waktu untuk mengukur apakah hubungan yang penting
ini dipelihara secara bertanggung jawab.
Komuditas
Pabrik
Kembali, survei reaksi yang komprehensif akan
digunakan, ditunjukan untuk mengidentifikasikan pengaruh tindakan dari suatu
departemen produk terhadap individu dalam komunitas tersebut. Reaksi yang
diungkapkan oleh survei jajak pendapat akan dilengkapi dengan kecenderungan
yang dikembangkan dari berbagai jenis data seperti upah komunitas, jumlah
lamaran masuk, volume pembelian lokal, kontribusi terhadap acara amal lokal,
dan partisipasi dalam organisasi kemasyarakatan, gereja, dan bisnis.
Keseimbangan
antara Tujuan Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Faktor ini ditetapkan secara terpisah sebagai area
hasil kunci guna menekankan pentingnya daya tahan dan pertumbuhan jangka
panjang perusahaan. Cita-cita dan kinerja jangka pendek harus diseimbangkan
dengan kebutuhan akan kinerja yang memuaskan untuk 5, 10, 15 tahun ke depan,
karena tekanan yang belum waktunya terhadap laba saat ini dapat, dalam hal
dampaknya, meminjam dari masa depan.
Berbagai alat digunakan untuk bereksperimentasi dengan
ukuran yang disarankan di area hasil kunci ini. Bagaimanapun, adalah penting
untuk memerhatikan bahwa ketika delapan area hasil kunci ditetapkan, tujuh yang
pertama memiliki baik dimensi jangka pendek maupun dimensi jangka panjang. Area
yang kedelapan, keseimbangan antara cita-cita jangka pendek dan jangka panjang,
telah secara khusus diidentifikasikan untuk memastikan bahwa kesehatan jangka
panjang perusahaan tidak akan dikorbankan untuk keuntungan jangka pendek. Oleh
karena itu, rencana, cita-cita, dan tindakan di masing-masing area yang lain
akan dinilai dalam hal implikasi jangka pendek maupun jangka panjang.
Implementasi Awal
Selama periode setelah proyek pengukuran ditetapkan di
tahun 1952, pekerjaan penelitian secara mendalam dilakukan untuk menentukan
pengukuran spesifik untuk masing-masing area. Sebelum mengomunikasikan ukuran
ini pada departemen produk, penyelidik meninjau rekomendasi pada masing-masing
area dengan karyawan operasi dan dengan para pejabat, untuk meminta komentar,
saran, dan persetujuan akhir mereka.
Program perencanaa, penyusunan anggaran, dan pembuatan
prediksi bisnis perusahaan memasukkan pemanfaatan area hasil kunci terpilih
dalam:
a.
Meninjau sejarah dan status terkini,
b.
Menetapkan standar untuk setiap
departemen,
c.
Merencanakan untuk mencapai standar
tersebut,
d.
Pelaporan serta pengukuran periodik atas
pencapaian.
Karena empat area hasil kunci yang pertama memang
disiapkan untuk evaluasi secara numerik, keempatnya merupakan bagian dari
sistem perencanaan, penyusunan anggaran, pembuatan prediksi, pelaporan, dan
penilaian. Berdasarkan pengalaman ini dalam menggunakan area hasil kunci untuk
merencanakan dan mengukur kinerja, manajemen di General Electric Company
membuat penelitian untuk pengukuran bisnis yang efektif menjadi proses yang
berkelanjutan dan evolusioner.
Pembahasan Kasus 11-6
Latar Belakang
Tahun 1950-an, General Electric Company ingin melakukan
desentralisasi otoritas dan tanggung jawab yang ekstensif atas operasi
perusahaan. Hasil dari kegiatan ini adalah (a) Pada tahun 1964, ada lebih dari 100
departemen produk dengan 400 lini produk. (b) Volume penjualan pada tahun tersebut secara total
mencapai $4,941 juta, dan laba bersih sebesar $237 juta. (c)
Total karyawan sekitar
262.000.
Jadi
sebelum pencapain tahun 1964 tercapai, General Electric Company melakukan
perbaikan dalam sistem pengendalian manajemen. Dalam perbaikan sistem
pengendalian manajemen membutuhkan ukuran kinerja yang lebih baik. Karena
inilah General Electric Company menetpkan proyek pengukuran dan menciptakan unit organisasi khusus untuk menjalankannya.
Tetapi dalam kasus ini pembahasannya
lebih di tekankan pada pengukuran
kinerja dari departemen operasi (produk).
Perumusan Masalah
Adapun
perumusan masalah dalam kasus ini adalah :
1.
Bagaimana General Electric Company
melakukan perbaikan pada sistem pengendalian manajemen?
2.
Bagaimana proyek pengukuran kinerja yang
diterapkan pada General Electric Company agar desentralisasi otoritas dan
tanggungjawab yang ekstensif atas operasi perusahaan dapat berjalan dengan
baik?
Alternatif dan Evaluasi
Proyek
Pengukuran
Langkah awal yang dilakukan adalah pengembangan
seperangkat prinsip-prinsip bagaimana proyek tersebut akan diatur (5 prinsip).
Proyek
pengukutan ini dibagi menjadi 3 subproyek utama. Karena kasus ini menekankan
paa pengukuran kinerja departemen produk, maka langkah pertama yang dilakukan
dari subproyek ini adalah untuk menjawab pertanyaan “Bidang-bidang spesifik manakah untuk mana pengukuran
sebaiknya dirancang, dengan mengingat bahwa pengukuran yang baik atas kinerja
keseluruhan memerlukan keseimbangan yang sesuai di antara berbagai fungsi dan
antaraspek (perencanaan, pengorganisasian, misalnya) dari pengelolaan?”.
Organisasi menganalisis sifat dan tujuan dari jenis dasar pekerjaan yang
dilakukan oleh tiap unit fungsional dengan
maksud untuk menentukan tujuan fungsional yang cukup penting bagi departemen
produk secara keseluruhan yang disebut dengan “area hasil kunci”.
Area Hasil Kunci
Untuk
menentukan bidang mana yang sementara diidentifikasi untuk memenuhi kualifikasi
sebagai area hasil kunci, ada kriteria yang ditetapkan organisasi dalam bentuk
pertanyaan “Akankah
kegagalan yang berkelanjutan pada bidang ini mencegah pencapaian atas tanggung
jawab manajemen guna memajukan General Electric sebagai pemimpin dalam ekonomi
yang kuat dan kompetitif, meskipun jika hasil dibidang lainnya bagus?” Jadi
dari hasil analisis dan aplikasi dari pengujian ini, ditentukan ada 8 area
hasil kunci. Penjelasannya sebagai berikut ini.
1.
Profitabilitas
Indeks
kunci dalam area hasil kunci ini: dolar dari laba residual.
Indeks
yang lebih konvensional dalam area hasil kunci ini: tingkat pengembalian atas
investasi, rasio laba terhadap penjualan dan rasio laba terhadap nilai tambah.
Kelemahan dari indeks ini adalah perusahaan cenderung untuk memperbaiki rasio
laba terhadap penjualan, bukan pada peningkatan laba dalam dolar yang
sesungguhnya.
2.
Posisi
Pasar
Pengukuran
posisi pasar ini dilakukan dengan cara General Electric Company harus memiliki
pemahaman yang jelas mengenai apa tepatnya yang menyusun lini produk dan apa
yang menyusun pasar. Tujuannya untuk menghindari kesalahpahaman sehingga
berpikir bahwa General Electric melakukan sesuatu yang lebih baik daripada yang
sebenarnya karena kegagalan untuk mengidentifikasikan sifat dan cakupan
persaingan General Electric.
3.
Produktivitas
Indeks
kepemimpinan produktivitas yang dikembangkan General Electric memiliki 2
pencapaian, yaitu:
a.
Output: General Electric
mempertimbangkan pemurnian atas penjualan yang ditagih. Pemurnian berarti
pemanfaatan nilai tambah. Misalnya, penjualan yang ditagih dikurangi harga
pokok yang diperoleh dari luar perusahaan.
b.
Input:
(a) Dolar gaji, dimasukkan dalam variabel untuk memberikan dampak
terhadap perbedaan dalam keterampilan tenaga kerja yang digunakan dan (b) biaya
penyusutan, merupakan suatu usaha untuk memasukkan konsumsi dari sumber daya
modal.
4.
Kepemimpinan
Produk
Keungguan produk
didefinisikan sebagai “kemampuan suatu bisnis untuk memimpin industrinya dalam
menciptakan atau menggunakan pengetahuan teknis dan ilmiah yang paling maju
dalam bidang teknik, produksi, dan pemasaran untuk mengembangkan produk baru
dan memperbaiki kualitas atau nilai dari produk yang sudah ada.” Jadi, General
Electric menetapkan prosedur untuk menilai produk dari tiap departemen secara
periodik. Penilaian ini dilakukan oleh para ahli di bidang teknik, pemasaran,
akuntansi dan produksi yang sesuai.
5.
Pengembangan
Karyawan
Untuk tujuan penelitian, pengembangan karyawan
diartikan sebagai "pelatihan sistematis bagi para manajer dan spesialis
untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan masa depan perusahaan, untuk memberikan
pertumbuhan dan penghentian individu lebih lanjut serta memfasilitasi
pertumbuhan dan perluasan perusahaan. "Manajemen General Electric
mendefinisikan pengembangan karyawan sebagai mencakup "program di setiap
bidang fungsional yang diusahakan, seperti teknik, produksi, pemasaran dan
keuangan, serta program luas yang ditujukan pada pengembangan suatu pemahaman
atas prinsip-prinsip pengelolaan.
Tiga
langkah terlibat dalam pengukuran kinerja dalam area hasil kunci ini.
1. Kualitas
dasar dari berbagai program atau teknik yang didukung oleh departemen produk
untuk pengembangan karyawan dinilai.
2. Dibuat
inventaris dari pasokan orang-orang terlatih yang tersedia, sesuai dengan
kualifikasi mereka, untuk posisi kunci yang pada akhirnya harus diisi dalam
departemen tersebut.
3. Efektivitas
dengan mana departemen melaksanakan program pengembangan karyawan dievaluasi.
Langkah pertama berisi penilaian
mengenai kecukupan elemen-elemen berikut ini dalam proses pengembangan:
Rekrutmen. Seberapa
baik suatu pekerjaan dilakukan dalam menyeleksi kandidat untuk proses
pengembangan?
Pelatihan dalam pekerjaan. Program
apa yang tersedia untuk melatih kandidat, untuk memberikan informasi dan
pengetahuan baik mengenai masalah umum perusahaan maupun masalah untuk
pekerjaan tertentu, serta untuk pelatihan lanjutan bagi yang sudah bekerja
beberapa waktu?
Tinjauan dan konseling. Apakah
ada provisi untuk secara periodik meninjau kinerja karyawan, untuk berdiskusi
dengan seorang yang ahli dipekerjaannya, untuk memberikan bantuan dan
konsultasi, dan untuk mengidentifikasikan bakat yang sangat menjanjikan?
Penempatan. Apa
yang telah dilakukan untuk memastikan bahwa penempatan orang dalam pekerjaan
sesuai dengan kepentingan dan kemampuan, dan bahwa orang yang lebih menjanjikan
dirotasi, dan promosi diberikan bagi mereka yang berhak?
Langkah kedua dicapai dengan bantuan
tabel pekerjaan dan prosedur inventarisasi yang terkait. Prosedur ini terutama
diarahkan untuk menentukan latar belakang pelatihan dari tiap karyawan dalam
inventaris, yaitu lulusan dari program yang disponsori oleh perusahaan, mereka
yang dipekerjakan dari luar perusahaan, dan mereka yang mencapai posisi mereka
tanpa memperoleh manfaat dari program yang disponsori oleh perusahaan.
Kelompok investasi tersebut
menggunakan dua ukuran statistik dalam melaksanakan langkah ketiga. Yang
pertama adalah rasio dari jumlah karyawan yang dipromosikan (baik di dalam
departemen maupun transfer ke departemen lain) dalam suatu periode tertentu
(biasanya setahun) terhadap jumlah total karyawan yang dianggap "dapat
dipromosikan" pada periode yang sama. Ukuran kedua terkait dengan prosedur
penentuan peringkat karyawan di seluruh perusahaan. Di akhir dari setiap siklus
tinjauan kinerja, bentuk penentuan peringkat untuk suatu departemen tertentu
dianalisis untuk menentukan proporsi karyawan yang kinerjanya dianggap:
a.
Meningkat,
b.
Tidak berubah,
c.
Menurun.
6.
Sikap
Karyawan
Untuk tujuan pengembangan pengukuran
kinerja pada bidang kunci ini, kelompok tersebut mendefinisikan sikap sebagai
“sudut pandang umum terhadap objek, kejadian, atau orang yang mungkin dapat
memengaruhi perilaku masa depan.”
7.
Tanggung
Jawab Publik
Perusahaan percaya bahwa kemajuan perusahaan bukan
hanya merupakan suatu pengakuan aktif mengenai kepentingan masyarakat luas,
tetapi juga tanggapan terhadap kelompok masyarakat tertentu yang memiliki
kepentingan dalam keberhasilan bisnis tersebut, yaitu: pemegang saham,
pelanggan, karyawan, pemasok, dealer dan distributor, kumunitas pabrik, lembaga
pendidikan, dan pemerintah.
Pemegang
Saham
Total lembar saham General Electric Company akan
"dialokasikan" pada berbagai komponen operasional yang diberi
tanggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan "bagian mereka" atas
investasi pemegang saham dalam perusahaan.
Vendor,
Dealer, dan Distributor
Pemasok bahan baku dan suku cadang akan disurvei
secara periodik untuk mengetahui penilaian mereka atas praktik departemen
tersebut dalam menjalankan bisnis dibandingkan dengan praktik perusahaan lain
yang juga membelu diri mereka. Dealer dan distributor sebaliknya sering
diwawancarai dari waktu ke waktu untuk mengukur apakah hubungan yang penting ini
dipelihara secara bertanggung jawab.
Komunitas
Pabrik
Kembali, survei reaksi yang komprehensif akan
digunakan, ditunjukan untuk mengidentifikasikan pengaruh tindakan dari suatu
departemen produk terhadap individu dalam komunitas tersebut. Reaksi yang
diungkapkan oleh survei jajak pendapat akan dilengkapi dengan kecenderungan
yang dikembangkan dari berbagai jenis data seperti upah komunitas, jumlah
lamaran masuk, volume pembelian lokal, kontribusi terhadap acara amal lokal,
dan partisipasi dalam organisasi kemasyarakatan, gereja, dan bisnis.
8. Keseimbangan antara Tujuan Jangka
Pendek dan Jangka Panjang
Cita-cita dan kinerja jangka pendek harus
diseimbangkan dengan kebutuhan akan kinerja yang memuaskan untuk 5, 10, 15
tahun ke depan, karena tekanan yang belum waktunya terhadap laba saat ini
dapat, dalam hal dampaknya, meminjam dari masa depan.
Keseimbangan antara cita-cita jangka
pendek dan jangka panjang, telah secara khusus diidentifikasikan untuk
memastikan bahwa kesehatan jangka panjang perusahaan tidak akan dikorbankan
untuk keuntungan jangka pendek. Oleh karena itu, rencana, cita-cita, dan
tindakan di masing-masing area yang lain akan dinilai dalam hal implikasi
jangka pendek maupun jangka panjang.
Implementasi
(Solusi)
Selama
periode setelah proyek pengukuran ditetapkan di tahun 1952, pekerjaan
penelitian secara mendalam dilakukan untuk menentukan pengukuran spesifik untuk
masing-masing area.
1. Sebelum mengomunikasikan ukuran ini pada
departemen produk, penyelidik meninjau rekomendasi pada masing-masing area
dengan karyawan operasi dan dengan para pejabat, untuk meminta komentar, saran,
dan persetujuan akhir mereka.
2. Program perencanaan, penyusunan anggaran, dan
pembuatan prediksi bisnis perusahaan memasukkan pemanfaatan area hasil kunci
terpilih dalam:
a. Meninjau
sejarah dan status terkini,
b. Menetapkan
standar untuk setiap departemen,
c. Merencanakan
untuk mencapai standar tersebut,
d. Pelaporan
serta pengukuran periodik atas pencapaian.
Karena empat area hasil kunci yang pertama memang
disiapkan untuk evaluasi secara numerik, keempatnya merupakan bagian dari
sistem perencanaan, penyusunan anggaran, pembuatan prediksi, pelaporan, dan
penilaian.
3. Berdasarkan pengalaman ini dalam menggunakan
area hasil kunci untuk merencanakan dan mengukur kinerja, manajemen di General
Electric Company membuat penelitian untuk pengukuran bisnis yang efektif
menjadi proses yang berkelanjutan dan evolusioner.
Sumber:
Anthony, Robert
N., dan Vijay Govindarajan. Management
Control System, Buku 2. Salemba Empat.
^^ Semoga Bermanfaat ^^
Ka Elsa mau tanya. Saya ada kasus seperti ini juga hanya saja beda pertanyaan .
ReplyDelete1. untuk kepentingan yg telah diuraikan, bagaimana seharusnya profitabilitas didefinisikan ? Definisi harus cukup spesifik agar ukuran kuantitatif dapat disusun dari sini.
2. Apakah jika ada, yang ditambahkan faktor selain profitabilitas kepada usulan sistem pengukuran ? Tidaklah pengaruh faktor" lain tersebut tercermin dalam ukuran profitabilitas jika ukuran ini disusun dengan tepat.
Mohon bnatuannya ka
Terima kasih
Waduh pusing juga ternyata
ReplyDelete